Sabtu, 17 November 2012

MODUL IPA TERPADU MATA PELAJARAN BIOLOGI SMP/MTs Kelas IX (Sistem Reproduksi) « arinazulfayunitayunus

Rabu, 06 April 2011

motif hias nusantara

Mot if hias
Motif hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat distilisasi (stilir) sehingga bentuknya bervariasi.
Motif hias Nusantara dapat ditemukan pada motif batik, tenunan, anyaman, tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu. Ragam hias ini muncul dalam bentuk-bentuk dasar yang sama namun dengan variasi yang khas untuk setiap daerah. Dalam karya kerajinan atau seni Nusantara tradisional, sering kali terdapat makna spiritual yang dituangkan dalam stilisasi ragam hias.
Terdapat motif hias asli Nusantara, yang biasanya merupakan stilisasi dari bentuk alam atau makhluk hidup (termasuk manusia), dan ada pula ragam hias adaptasi pengaruh budaya luar, seperti dari Tiongkok, India, Persia, serta Barat.

Rabu, 23 Maret 2011

skkd seni rupa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMA/MA. : SMAN 29 Jakarta
Mata Pelajaran : Seni rupa
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : 4. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 4.1. Merancang karya seni rupa terapan dengan memanfaatkan teknik dan corak diwilayah Nusantara

Indikator : 1. Mengidentifikasi gambar karya seni rupa terapan 2 dimensi Nusantara.
2. Mempertunjukkan karya seni terapan dua dimensi wilayah Nusantara
3. Mendesain gambar seni rupa terapan yang digali dari karya seni rupa Nusantara sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan budayanya

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
siswa mampu untuk:
• membedakan hasil karya seni rupa terapan 2 dimensi Nusantara
• menggambar motif hias daerah di Nusantra
• membuat gambar kerja produk papercraft dengan menerapkan unsur motif hias daerah Nusantara

B. Materi Pembelajaran
• Karya Seni Rupa terapan Nusantara
• Teknik membuat gambar kerja

C. Metode Pembelajaran
Diskusi, Demonstrasi, praktik. .

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
No. Kegiatan Alokasi Waktu

1. Kegiatan Awal :
- Pendahuluan
- Apersepsi : Guru bertanya pendapat siswa tentang seni rupa 2 dimensi 5 menit
- Motivasi :
Guru menampilkan contoh karya seni rupa terapan 2 dimensi 5 menit

2. Kegiatan Inti :












3. - Guru memberikan penjelasan mengidentifikasi karya
- Guru menginstruksikan siswa latihan mengidentifikasi dan membuat sketsa karya seni rupa terapan daerah Nusantara
- Siswa latihan mengidentifikasi karya seni rupa terapan daerah Nusantara
- Guru mengamati dan membimbing kegiatan pembelajaran
- Siswa membuat sketsa karya seni rupa terapan daerah nusantara
- Siswa mengumpulkan tugas
Penutup:
- Guru bersama-sama dengan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar
- Guru menugaskan siswa untuk mencari informasi dari internet, seperti weblog, search engine tentang motif hias daerah di Nusantara 10 menit
5 menit


35 menit



20 menit

5 menit


5 menit


Pertemuan kedua
No. Kegiatan Alokasi Waktu

1. Kegiatan Awal :
- Pendahuluan
- Apersepsi : Guru mendiskusikan tentang perkembangan karya seni daerah (motif hias) Nusantara 5 menit
- Motivasi :
Guru menampilkan contoh penerapan motif hias Nusantara dan produk papercraft 5 menit

2. Kegiatan Inti :












3. - Guru mendemonstrasikan teknik membuat gambar kerja dan penerapan motif hias daerah Nusantara
- Guru menginstruksikan siswa menyiapkan bahan dan alat serta contoh gambar hasil browsing internet
- Guru menginstruksikan siswa membuat gambar kerja untuk rancangan produk papercraft yang menerapkan unsur corak/ motif hias daerah di Nusantara
- Siswa membuat gambar rancangan produk papercraft dan penerapan motif hias daerah Nusantara
- Guru mengamati kegiatan pembelajaran
- Siswa mengecek hasil pekerjaannya
- Siswa mengumpulkan tugas
Penutup:
- Guru bersama-sama dengan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar 15 menit






25 menit
25 menit

10 menit

5 menit


E. Sumber Belajar
• Buku sumber Seni Rupa SMA kelas X
• Internet
• Handouts motif hias Nusantara
• Handouts papercraft

F. Media
OHT, hasil karya seni


G. Penilaian
• Tugas

Kriteria Penilaian :
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
90-100 Memuaskan 5
80-79 Amat baik 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang cukup 1






Jakarta, Januari 2011

Mengetahui,
Kepala SMAN 29 Jakarta Guru Mata Pelajaran




Dra. HERNITA H.B. MURAP Muhamad Paisal NIP : 131689129 NIP. 470070162








RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMA/MA. : SMAN 29 Jakarta
Mata Pelajaran : Seni rupa
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : 4. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 4.2. Membuat karya seni rupa terapan dengan memanfaatkan teknik dan corak diwilayah Nusantara

Indikator : 1. Mendesain karya seni rupa terapan.
2. Membuat.karya seni rupa terapan dengan beragam teknik yang digali dari seni rupa di wilayah Nusantara


Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
siswa mampu untuk:
• membedakan hasil karya seni rupa terapan 2 dimensi Nusantara
• menggambar motif hias daerah di Nusantra
• membuat gambar kerja produk papercraft dengan menerapkan unsur motif hias daerah Nusantara

B. Materi Pembelajaran
• Desain karya/sketsa
• Persiapan bahan dan alat
• Proses membuat karya papercraft bernuansa Nusantara

C. Metode Pembelajaran
Diskusi, Demonstrasi, praktik. .

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
No. Kegiatan Alokasi Waktu

1. Kegiatan Awal :
- Pendahuluan
- Apersepsi : Guru bertanya pendapat siswa tentang trend karya seni rupa terapan Nusantara 5 menit
- Motivasi :
Guru menampilkan contoh video cara membuat karya seni rupa terapan produk papercraft 5 menit

2. Kegiatan Inti :








3. - Guru menjelaskan proses pembuatan papercraft
- Guru mendemontrasikan teknik pembuatan pola dan pembuatan motif hias papercraft
- Guru menginstruksikan siswa membuat pola papercraft
- Siswa membuat pola papercraft
- Guru mengamati dan membimbing kegiatan pembelajaran
- Siswa melanjutkan keproses pembuatan motif hias
Penutup:
- Guru bersama-sama dengan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar
- Guru menugaskan siswa untuk membawa bahan dan alat untuk proses pewarnaan papercrat 5 menit
10 menit


35 menit


20 menit

5 menit


5 menit


Pertemuan kedua
No. Kegiatan Alokasi Waktu

1. Kegiatan Awal :
- Pendahuluan
- Apersepsi : Guru mendiskusikan tentang papercraft 5 menit
- Motivasi :
Guru menampilkan contoh produk papercraft 5 menit

2. Kegiatan Inti :









3. - Guru mendemonstrasikan teknik pewarnaan dan pembentukan produk papercraft
- Guru menginstruksikan siswa menyiapkan bahan dan alat untuk proses pewarnaan dan finishing
- Siswa melanjutkan proses pewarnaan
- Guru mengamati kegiatan pembelajaran
- Siswa finishing produk papercraft dan mengecek hasil pekerjaannya
- Siswa mengumpulkan tugas
Penutup:
- Guru bersama-sama dengan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar 15 menit



25 menit

25 menit

5 menit

10 menit





E. Sumber Belajar
• Buku sumber Seni Rupa SMA kelas X
• Internet
• Handouts motif hias Nusantara
• Handouts papercraft

F. Media
OHT, hasil karya seni


G. Penilaian
• Tugas


Kriteria Penilaian :
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
90-100 Memuaskan 5
80-79 Amat baik 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang cukup 1






Jakarta, Maret 2011

Mengetahui,
Kepala SMAN 29 Jakarta Guru Mata Pelajaran




Dra. HERNITA H.B. MURAP Muhamad Paisal NIP : 131689129
S I L A B U S
Mata Pelajaran : Pendidikan Seni Rupa
Kelas : X
Semester : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 22 x 45 Menit
Standar Kompetensi : 4 Mengekspresi diri melalui karya seni rupa
Kompetensi
Dasar Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
(menit) Sumber/
Bahan/Alat

4.1 Merancang karya seni rupa terapan dengan memanfaatkan teknik dan corak di wilayah Nusantara
• Berekspresi karya seni rupa terapan di wilayah Nusantara
Contoh: Papercraft

 Menjelaskan karya seni kerajinan di wilayah Nusantara
 Merancang Motif salah satu corak seni kerajinanNusantara
 Membuat sketsa atau mendesain karya seni Nusantara

• Demonstrasi mengenai seni Nusantara mencakup :
• Corak atau motif
• Penggunaan warna
• Teknik dan bahan
• Merancang karya seni rupa terapan di wilayah Nusantara
misalnya :
- disain produk papercraft
dengan memperhatikan :
• Nilai-nilai estetika atau keindahan
• Nilai guna atau nilai pakai
• Nilai teknis dan praktis
• Mengidentifikasi gambar karya seni rupa terapan dua dimensi Nusantara

• Mempertunjukkan karya seni terapan dua dimensi wilayah Nusantara

• Mendesain gambar seni rupa terapan yang digali dari seni rupa di wilayah Nusantara sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan budayan

Jenis Tagihan
Tugas Perorangan
tugas kelompok

Bentuk Tagihan
Presentasi,
Laporan tertulis
Unjuk karya
2 X 45
menit




2 X 45
menit

Sumber:
Buku Seni rupa SMA
Model papercaft
Internet:: web blog, open source

Bahan/Alat :
Karya seni, lembar kerja ,hasil kerja siswa.

4.2 Membuat karya seni rupa terapan dengan memanfaatkan teknik dan corak di wilayah Nusantara



• Berkreasi karya seni rupa terapan di wilayah Nusantara
• Desain karya/sketsa
• Persiapan bahan dan alat
• Proses membuat papercraft dengan menerapkan unsur motif hias daerah di Nusantara
• Menyiapkan bahan dan alat
• Pengamatan corak karya
• Membandingkan teknik pembuatan
- Teknik pewarnaan
- Teknik Pembuatan motif
(teknik stilasi, deformasi, dll)
• Mendesain karya seni terapan
• Membuat karya seni rupa terapan dengan beragam teknik yang digali dari seni rupa di wilayah Nusantara
• Penggunaan Alat
• Proses pembuatan
• Proses Pewarnaan
Jenis Tagihan
Tugas Perorangan
tugas kelompok

Bentuk Tagihan
Presentasi,
Laporan tertulis
Unjuk karya
2 X 45
menit

2 X 45
menit

2X 45
menit

Papercraft Nusantara


Papercraft Nusantara
A. Perencanaan produk papercraft
Desain produk papercraft merupakan hasil karya seni rupa berupa rancangan benda pakai yang memanfaatkan bahan kertas menjadi produk berbentuk objek 3 dimensi. Kertas memiliki banyak jenis pilihan dan dapat dibentuk menjadi berbagai bentuk produk 3 dimensi yang indah dan menarik. Bentuk model dan hiasan karakternya dapat dikreasikan sesuai keinginan/kesukaan kreator.
Motif hias di wilayah Nusantara, mempunyai ciri khas masing-masing. Ciri khas itu yang akan menggambarkan keadaan suatu daerah  tersebut. Oleh karena itu, pada saat melihat suatu karya, banyak orang langsung mengetahui bahwa motif itu berasal dari daerah tertentu. Misalnya, motif hias daerah Jakarta, motif hias daerah Yogya, motif hias Kalimantan, motif hias Papua, Motif Hias Sumatera dan lain-lain.
 Berikut ini contoh papercraft:


Dalam pelajaran desain produk papercraft Nusantara ini, akan dipelajari bersama tentang bagaimana sebenarnya membuat papercraft yang tidak hanya bersifat kontemporer, tetapi juga bersifat Nusantara/ memiliki atau memadukan ciri khas budaya daerah dari Indonesia. Papercraft Nusantara dibuat dengan cara manual di mulai dengan membuat gambar kerja
contoh gambar kerja:


Untuk perencanaan rancangan Produk Papercraft, perencanaannya dapat memanfaatkan sumber informasi dari internet, misalnya mencari motif hias nusantara, maupun bentuk-bentuk papercraft yang di sukai oleh siswa.
      
    Selain itu, proses pembentukan menggunakan mal/cetakan yang dibuat berdasarkan ukuran yang telah direncanakan dalam rancangan gambar kerja. Penggunaan cara tersebut untuk memudahkan pembuatan papercraft dan lebih sistematis.


B.Membuat Papercraft Nusantara
Saat membuat papercraft, banyak hal yang harus dilakukan. Salah satunya menentukan motif hias berdasarkan ciri khas suatu daerah. Ada daerah yang selalu mengkombinasikan stilasi bentuk alam sekitar maupun penggunaan warna yang memiliki filosofi tersendiri bagi daerah tersebut.
Karya seni papercraft banyak diminati orang karena bentuknya yang unik, hasilnya juga indah dan menarik. Karya papercraft dapat dibuat dengan berbagai bahan kertas.
1.      Persiapan Alat dan bahan
a.       Kertas/karton  polos
b.      pewarna (pensil, spidol, krayon, cat, tinta)
c.       alat pemotong kertas
d.      perekat
2.      Proses pembuatan
a.       Buatlah pola untuk membentuk model papercraft pada kertas
b.      Gambarlah motif hias
c.       Warnai pola yang telah diberi motif hias 
3.       Finishing
a.       Potonglah pola papercraft
b.      Susun pola sesuai bentuk
c.       Rekatkan tiap-tiap bagian sehingga menjadi bentuk yang di rencanakan
d.      Periksa kembali produk yang telah dibuat sehingga terlihat rapi.\

TUGAS
Gunakan gambar kerja dan contoh model pola papercraft dibawah ini untuk membuat Papercraft Nusantara!


http://paperkraft.blogspot.com/

Senin, 27 September 2010

Strategi Pembelajaran Seni Rupa dan Kerajinan

Masalah-masalah pembelajaran kerajinan tangan dan seni rupa
Pembelajaran Kerajinan tangan dan Seni rupa dihadapkan dengan berbagai permasalahan di lapangan. Permasalahan tersebut dapat dikategorikan ke dalam dua bagian, yakni masalah umum dan masalah khusus.
Jenis permasalahan yang termasuk dalam masalah umum berupa (a) ketersediaan, penyebaran dan kualitas keahlian tenaga pengajar; (b) selain itu kenyataan di sekolah menunjukkan fasilitas belajar (peralatan dan studio kerja) sangatlah minim, sehingga praktek berkarya dilakukan di rumah siswa; (c) demikian juga dengan alokasi waktu pembelajaran pada setiap pertemuan di kelas yang kurang dari satu jam menjadikan guru sulit menyelesaikan materi yang digariskan oleh GBPP; dan (d) akhirnya masalah materi pembelajaran yang rancu, sering berubah-ubah menjadikan kesulitan guru untuk menyesuaikan dengan kenyataan di lapangan.
Sementara itu masalah khusus pembelajaran kerajinan tangan dan seni rupa di antaranya (a) masalah minat dan bakat peserta belajar yang berbeda-beda, menjadikan guru harus melakukan pembimbingan secara ekstra kendatipun fasilitas dan waktu yang sangat kurang; (b) masalah lainnya berupa tidak semua lingkungan (fisik ataupun sosial) mendukung sepenuhnya proses pembelajaran kerajinan tangan

PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN SENI RUPA
Tujuan pembelajaran seni rupa
Ada dua sasaran pendidikan senirupa, yaitu pendidikan senirupbagi sekolah umum dan pendidikan seni bagi sekolah kejuruan, kursus atau pusat magang kesenirupaan dan kriya. Di sekolah kejuruan senirupa, pengajaran senirupa lebih mengutamakan pemberian bekal kepada siswa agar barhasil sebagai lulusan yang memiliki kemampuan atau keterampilan bidang senirupa tertentu. Di sekolah umum, pendidikan senirupa yang diperuntukkan bagi seluruh siswa lebih ditekankan pada berbagai pengalaman kesenirupaan sebagai wahana untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pendidikan senirupa yang berkualitas adalah apabila dilandasi pada aspek kreativias dan emosi karena kreativitas memiliki nilai konstruktif sedangkan emosi memiliki nilai ekspresi komunikasi.
Pendidikan seni sebagai bagian dari Pendidikan Nasional seyogianya memperhatikan makna yang terkandung di dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu berperan dalam mengembangkan kehidupan individu dalam pengembangan kepribadiannya baik dalam aspek kecerdasan maupun perasaan dan kehendak.
Peranan guru senirupa dalam pendidikan seni hendaknya terfokus pada penciptaan iklim belajar yang menunjang suasana yang akrab serta penerimaan guru atas pribadi siswa yang beraneka ragam serta karya dan gagasan yang bervariasi. Tugas guru meliputi lima kegiatan penting, yaitu (1) merancang, (2) memotivasi, (3) membimbing, (4) mengevaluasi dan (5) menyelenggarakan pameran.
Pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran seni rupa
Pelaksanaan pendidikan senirupa di sekolah umum terutama tingkat pendidikan lanjutan harus berdasarkan prinsip bahwa pendidikan seni merupakan wahana bermuatan edukatif dan membangun kreativitas siswa. Untuk mencapai tujuan ini, dapat digunakan pendekatan inspiratif yaitu pendekatan yang dapat menggugah keharuan siswa untuk berkarya seni. Bentuk-bentuk penggugah keharuan yang oleh Lansing disebut sebagai stimulation and cultural stimulation.
Kreativitas siswa dapat dibangun atau dipancing melalui pengalaman langsung (direct experience as a form of stimulation), rangsangan verbal (verbal stimulation), benda seni (art material as stimulation), dan audio-visual (audio-visual stimulation) serta pengalaman pribadi.
Secara gabungan, pemancing kreativitas atau perangsang daya cipta merupakan gabungan dari 4 (empat) jenis stimulasi, yaitu stimulasi yang klasikal rutin, individual rutin, klasikal insidental dan individual insidental.
Stimulasi klasikal rutin adalah peristiwa atau pengalaman yang dialami siswa secara rutin sehingga siswa akan menghayati keadaan, kejadian atau peristiwa yang sama karena peristiwanya dapat diramalkan dan datangnya rutin yang kemudian diekspresikan dalam bentuk karya seni. Contoh: merangcang Gapura HUT RI, membuat poster pertandingan olah-raga, dan lain-lain.
Stimulasi individual rutin adalah pengalaman atau peristiwa yang dialami siswa secara perorangan yang kemudian diekspresikan dalam bentuk karya seni. Misalnya peristiwa kelahiran seorang anggota keluarga yang mengesankan si siswa dan menggugah keharuannya untuk berekspresi seni.
Stimulasi klasikal insidental adalah peristiwa atau pengalaman yang akan atau telah dialami siswa yang terjadi secara insidental dan peristiwa tersebut mampu menggugah keharuannya untuk berkarya seni. Misalnya perpisahan dengan guru yang sangat dihormati siswa sehingga sangat mempengaruhi emosinya dan akhirnya siswa mampu menggugah sebuah puisi.
Stimulasi individual insidental adalah pengalaman atau peristiwa yang terjadi secara insidental atau tidak terduga dan sangat berkesan di dalam sanubari siswa sehingga mampu menggugah keharuannya untuk berkarya seni. Misalnya kematian seseorang yang sangat dicintainya sehingga mampu menciptakan puisi cinta.
Bagi guru senirupa, proses penciptaan kreativitas siswa melalui stimulasi daya cipta harus dibangun melalui pendekatan divergen dan promblem solving.
Metode pembelajaran seni rupa
Metode pembelajaran senirupa dapat dikelompokkan atas dasar (1) kegiatan belajar (2) keleluasaan penyaluran ekspresi yaitu yang menekankan kebebasan individu, dan (3) perkembangan sosial anak. Berdasarkan kebutuhan mahasiswa calon guru senirupa, maka metode pembelajaran (1) yang mengutamakan teknik yang dilengkapi bekal teori yang memadai bagi siswa sekolah lanjutan dan (2) yang mengutamakan penyaluran ungkapan perasaan yang akan berlaku bagi anak kecil maupun anak besar. Metode-metode pembelajaran tersebut adalah metode ekspresi bebas, metode kerja kelompok, metode global, dan metode pengajaran terpadu.
Metode ekspresi bebas digunakan untuk memberi keleluasaan kepada siswa untuk mengekspresikan perasaannya ke dalam penciptaan karya seni. Proses penciptaan seni dalam metode ini dimulai dari penentuan tema yaitu isi ungkapan yang akan disampaikan, media yaitu bahan dan alat yang dipilih untuk digunakan siswa dalam mewujudkan bentuk ungkapan seni, dan gaya ungkapan yaitu ungkapan seni yang sifatnya sangat individual sehingga setiap siswa akan menghasilkan karya seni yang berbeda-beda.
Metode kerja kelompok adalah metode pembelajaran seni yang mengutamakan pengalaman berkelompok para siswa yang bertujuan membina perkembangan sosial siswa. Metode ini terdiri dari dua macam, yaitu kelompok kerja paduan (group work) dan kerja kolektif (collective work).
Metode global banyak digunakan dalam kegiatan melukis. Tujuannya agar siswa dapat menangkap bentuk keseluruhan dari bentuk model yang disediakan. Salah satu teknik dari metode ini adalah metode siluet. Pertimbangan teknis yang mendasari metode global dengan teknik siluet adalah karena bentuk keseluruhan lebih mudah ditangkap dengan membuat siluet yang meniadakan bagian kecil dan ciri-ciri sekunder (seperti warna dan nada) sebuah objek. Secara psikologis bentuk global akan mendahului penampakan (wujud) suatu benda yang diamati seseorang. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode global adalah model, teknik penggambaran, media yang diperlukan dan tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran.
Sumber Buku Strategi Pembelajaran Kesenian dan Ketrampilan Karya Ita Milyartini, Narawati S. Zen dan Endang Taryo

Rabu, 11 Maret 2009

desain papercraft

Seni Rupa berkaitan dengan Desain, dalam wikipedia, Desain diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, “desain” memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru”. Desain Produk didefinisikan oleh Agus Sachari (2007:14) adalah cabang senirupa yang berupaya untuk memecahkan persoalan kebutuhan masyarakat akan peralatan dan benda sehari-hari untuk menunjang kegiatannya. Sebagai kata benda, “desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau teknologi yang menghasilkan bentuk obyek nyata. 
Kertas bisa dibilang bahan yang paling penting dari peradaban kita dan terus untuk melayani sebagai media untuk mendokumentasikan informasi dan ide. Kertas saat ini  sesuatu bagi kebangkitan kembali di antara seniman dan desainer muda di seluruh dunia sebagai bahan percobaan untuk desain. Papercraft is an extensive and timely survey of innovative art and design work crafted from paper.

Klanten, R,  S. Ehmann, B. Meyer. 2009. Papercraft: Design and Art with Paper Die Gestalten Verlag